Bos Elektronik prihatin RI dihantui ancaman pasar China

by -120 Views

Presiden Prabowo Subianto berencana untuk menghilangkan peraturan teknis (pertek) dalam industri, namun hal ini mendapat kritikan dari kalangan pabrik manufaktur. Menurut mereka, langkah ini dapat membuat impor barang semakin melimpah ke Indonesia dan mengikuti jejak Amerika Serikat (AS) yang memberlakukan tarif tinggi. Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel), Daniel Suhardiman menekankan kekhawatiran bahwa pasar Indonesia yang besar bisa menjadi target mudah untuk produsen besar Tiongkok. Hal ini dikarenakan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 290 juta orang, menjadikannya pasar potensial bagi negara-negara eksportir. Indonesia perlu memiliki non tariff measures (NTM) yang kuat untuk mencegah kebanjiran barang impor. Ian Syarif, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), juga mengakui bahwa NTM di Indonesia masih rendah sehingga membuat industri rentan untuk berkembang. Dibandingkan dengan negara lain seperti AS dan Eropa, Indonesia memiliki jumlah NTM yang jauh lebih sedikit, sehingga perlu melindungi industri dalam negeri dengan regulasi yang lebih kuat. Dalam konteks globalisasi dan persaingan ekonomi yang ketat, langkah-langkah ini penting untuk menjaga kedaulatan industri dalam negeri.

Source link