Israel telah mengajukan proposal gencatan senjata terbaru di Gaza, dengan Hamas bersiap untuk merespons dalam waktu 48 jam. Meskipun demikian, prospek untuk mencapai kesepakatan masih terlihat suram dalam situasi konflik yang memanas antara kedua belah pihak. Israel telah mengirimkan usulan terbarunya kepada mediator Mesir dan Qatar, menawarkan gencatan senjata sementara selama 45 hari dengan syarat bahwa Hamas membebaskan 11 tawanan Israel yang masih ditahan di Gaza.
Hamas dalam pernyataannya menyatakan bahwa mereka sedang meninjau usulan terbaru Israel dan akan memberikan responsnya dalam waktu 48 jam. Namun, pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri, menegaskan sebelum merilis pernyataan resmi bahwa Hamas tidak akan menyerah untuk melucuti senjata, karena perlawanan akan terus berlanjut selama masih ada pendudukan. Hamas menuntut agar Israel mengakhiri perang dan menarik pasukannya dari Gaza, dengan imbalannya Hamas bersedia menyerahkan semua tawanan yang tersisa.
Meskipun Israel secara terbuka menyampaikan rencananya untuk mengusir paksa warga Palestina dari Gaza, tuntutan agar Hamas melucuti senjata kemungkinan besar tidak akan terwujud. Perundingan terakhir di Kairo pada Senin lalu juga tidak menunjukkan kemajuan signifikan menuju penghentian perang secara permanen antara Israel dan Hamas. Sejak kembali memulai perang setelah gencatan senjata sementara, Israel dilaporkan telah menewaskan lebih dari 1.500 warga Palestina dan melukai ratusan ribu orang.
Otoritas kesehatan Gaza melaporkan bahwa sedikitnya 50.983 warga Palestina telah tewas dan 116.274 terluka sejak perang Israel di Gaza dimulai pada tahun 2023. Akibat dari agresi Israel dan blokade total yang diberlakukan di Gaza, ratusan ribu orang terpaksa mengungsi dan wilayah tersebut terus berada dalam keadaan terkepung serta kelaparan. Dengan kondisi yang semakin memburuk, situasi di Gaza masih belum menunjukkan tanda-tanda penyelesaian yang jelas dalam konflik yang terus berlanjut.