Salah satu pengalaman yang tak terlupakan ketika berkunjung ke Yogyakarta adalah menjajal kuliner khas di Warung Bu Sum. Warung legendaris ini, yang berlokasi di Pasar Beringharjo, telah menjadi favorit bagi para pengunjung selama lebih dari enam puluh tahun berkat cita rasa yang unik dan kualitas yang konsisten. Udiyanti, penerus generasi ketiga dari Warung Bu Sum, menceritakan bagaimana usaha kecil ini berkembang menjadi salah satu tempat makan terkenal di kota tersebut.
Salah satu hidangan yang paling disorot dari Warung Bu Sum adalah ‘Sate Kere’ yang terbuat dari daging sapi sandung lamur yang dibakar dengan bumbu rempah dan kecap. Namun, selain sate, warung ini juga menyajikan hidangan lain seperti gulai sapi dan soto daging yang tak kalah lezat. Tak hanya cita rasanya yang khas, Warung Bu Sum juga tetap mempertahankan tradisi memasak menggunakan anglo, memberikan aroma rempah yang gurih dan menambah nikmat saat menyantap hidangan di tempat.
Di sisi lain, dukungan pendanaan dari BRI juga menjadi faktor penting dalam pertumbuhan Warung Bu Sum. Program pendanaan UMKM dari BRI telah membantu Udiyanti dalam mengembangkan usahanya, mulai dari membeli peralatan masak hingga modal tambahan. Dengan bantuan ini, Warung Bu Sum semakin berkembang dan memiliki kehadiran yang kuat di pasar kuliner lokal.
Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, menjelaskan bahwa program pendanaan untuk UMKM dari BRI bertujuan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui penyaluran KUR. Kisah sukses Warung Bu Sum menjadi inspirasi bagi banyak pengusaha UMKM dalam memanfaatkan pendanaan ini untuk mengembangkan usaha mereka. Dengan adanya akses pembiayaan melalui KUR, pelaku usaha kecil dapat terus berkembang, berkontribusi pada perekonomian, dan kuat dalam mendukung ketahanan ekonomi nasional.