Indonesia merespons kebijakan kenaikan tarif impor Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dengan menyatakan negosiasi antara kedua negara. Jusuf Kalla, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, menyoroti besarnya pajak impor yang memberatkan barang AS yang dijual di Indonesia. Menurutnya, negosiasi perlu dilakukan untuk menurunkan tarif sebesar 64% tersebut menjadi lebih rendah. Hal ini penting karena efeknya pada harga jual barang di dalam negeri lebih signifikan daripada tarif impor yang sebenarnya hanya sekitar 10%.
JK juga menekankan bahwa Indonesia berbeda dengan China yang lebih banyak mengekspor barang jadi ke AS. Sebagian besar barang yang dijual di ritel besar AS adalah buatan China, sehingga Indonesia tidak memiliki posisi untuk memberlakukan tarif impor balasan kepada AS. Meskipun tarif yang dikenakan AS berdampak pada ekspor Indonesia, jumlahnya hanya sekitar 10% dari total impor Indonesia dan tidak akan berpengaruh signifikan pada perekonomian dalam negeri. Oleh karena itu, Indonesia tidak perlu khawatir dan memberikan respons terhadap tarif impor AS.