Indonesia sedang melangkah maju dalam industri buah durian dengan rencana ekspor ke China. Langkah ini diambil setelah proses perluasan budi daya dan penyelesaian prosedur hukum. Potensi pasar baru ini kemungkinan akan memberikan opsi yang lebih terjangkau dibandingkan durian yang sudah ada di Thailand dan Vietnam.
Pejabat dari Administrasi Umum Bea Cukai China telah melakukan audit di perkebunan dan tempat pengemasan durian Indonesia. Pemerintah Indonesia juga telah menunjuk 422 desa di seluruh negara untuk fokus pada budidaya durian. Hal ini menunjukkan harapan positif untuk ekspor durian ke China.
Untuk memulai ekspor ke China, Indonesia akan berfokus pada izin pengiriman durian beku ke Beijing. Durian beku dianggap lebih murah dan lebih aman dari segi keamanan pangan. China saat ini mengandalkan Thailand dan Vietnam sebagai pemasok utama durian, dengan total nilai impor mencapai miliaran dolar.
Dengan posisi Indonesia sebagai produsen durian terbesar di Asia Tenggara, ada potensi besar untuk membuka pasar baru di China. Meski begitu, petani di Indonesia mungkin tidak siap untuk memenuhi permintaan China karena pasar domestik yang besar.
Direktur Yayasan Durian Nusantara, Mohamad Reza Tirtawinata, mengatakan bahwa hampir 90% durian Indonesia dijual di dalam negeri. Durian beku menjadi pilihan awal untuk memasuki pasar China sebelum beralih ke durian segar. Langkah ini sudah dilakukan oleh Malaysia tahun lalu.
Dengan demikian, ekspor durian Indonesia ke China akan memberikan peluang baru bagi pasar buah Indonesia. Meskipun ada tantangan dalam kapasitas produksi, namun durian beku bisa menjadi pijakan awal yang menjanjikan.
