Conor McGregor, mantan bintang UFC, mengumumkan rencananya untuk mencalonkan diri sebagai presiden Irlandia dalam pemilihan tahun ini. Keputusan ini diambil setelah kontinuasi kritiknya terhadap kebijakan imigrasi negara tersebut. Pada hari Jumat, McGregor mengungkapkan niatnya untuk menentang Pakta Migrasi Uni Eropa yang diadopsi oleh Parlemen Eropa dan dianggapnya tidak mewakili suara rakyat Irlandia. Dalam pengumumannya, McGregor menegaskan bahwa jika terpilih, ia akan memperjuangkan hak rakyat Irlandia dengan mengajukan RUU ini untuk referendum.
Kontroversi McGregor semakin berkembang setelah pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih beberapa hari sebelumnya. McGregor mengklaim bahwa pemerintah Irlandia secara politis telah menyusutkan hak pilih rakyatnya. Perdana Menteri Irlandia, Micheal Martin, menanggapi kritik McGregor dengan menilainya keliru dan tidak mewakili pandangan rakyat Irlandia. McGregor sebelumnya telah dikenal sebagai pemimpin sayap kanan di Irlandia yang mengecam sistem imigrasi setelah insiden penusukan di Dublin.
Meskipun memiliki pengikut yang fanatik, McGregor tetap menjadi figur yang kontroversial. Pada tahun sebelumnya, ia dinyatakan bersalah atas kasus pemerkosaan dan sedang mengajukan banding atas putusan tersebut. McGregor terus menciptakan sensasi dan kontroversi dalam dinamika politik Irlandia, dengan berbagai kelompok yang mendukung dan menentang kehadirannya dalam arena politik negara tersebut.