Resesi di Tengah Risiko ‘Trumpcession’ Dunia

by -10 Views

Risiko risiko ekonomi Amerika Serikat (AS) memasuki resesi tahun ini semakin meningkat, menurut para ekonom. Hal ini disebabkan oleh pendekatan Presiden AS Donald Trump yang dianggap kacau, terutama dalam perang dagang yang menyebabkan kenaikan tarif dan menghantam pasar. Wall Street mengalami penurunan tajam, dengan investor khawatir terhadap ketidakpastian perang dagang dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi. Data terbaru AS menunjukkan penurunan belanja konsumen yang signifikan di Januari dan defisit perdagangan yang semakin melebar.

Para ekonom mengkhawatirkan adanya ‘Trumpcession’ karena kebijakan tarif yang tidak konsisten dari Trump telah mengguncang pasar global. Analis dari platform perdagangan XTB menyebut keputusan tarif yang terus berubah-ubah dan pandangan yang kuno dari Trump telah menyebabkan penurunan kepercayaan dan konsumsi. Beberapa lembaga keuangan, seperti Goldman Sachs dan Morgan Stanley, telah memperkirakan adanya peningkatan risiko resesi di AS. Meskipun masih ada optimisme, namun pasar mulai khawatir terhadap pertumbuhan ekonomi di tahun 2025.

Di sisi lain, Trump dinilai menggunakan strategi “hard reset” untuk menciptakan perlambatan ekonomi yang disengaja. Meskipun terdengar tidak masuk akal bagi beberapa pihak, namun pasar semakin cenderung kepada kemungkinan perlambatan ekonomi. Para ahli pasar menyebut bahwa ada upaya untuk menekan inflasi dan melemahkan dolar dengan tujuan agar ekonomi lebih stabil untuk agenda Trump. Meskipun masih ada kontroversi seputar strategi tersebut, namun ada ekspektasi bahwa suku bunga akan dipangkas oleh Federal Reserve di tahun 2025.

Sementara itu, kepala ekonom dari Berenberg Bank menyebut bahwa ekonomi AS sebenarnya tangguh dan tidak perlu dibesar-besarkan soal resesi. Meskipun Trump masih menjaga optimisme, namun kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi AS sedang meningkat. Dengan berbagai perubahan kebijakan tarif dan ketidakpastian politik, prospek ekonomi AS di tahun 2025 masih menjadi perhatian utama bagi para pelaku pasar.

Source link