Pengusaha Tekstil Terdampak Aksi Preman Ormas: Memalak Truk Pabrik

by -21 Views

Para pelaku usaha di Indonesia meminta pemerintah untuk menegakkan aturan terhadap organisasi masyarakat (ormas) yang sering mengganggu dunia usaha, termasuk industri tekstil. Industri tekstil di Indonesia saat ini dihadapkan pada persaingan sengit dengan barang impor dan berkurangnya daya saing. Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI), Farhan Aqil, menyatakan kekhawatiran atas tindakan ormas yang meresahkan dan berpotensi merugikan industri. Tindakan ormas tersebut sering kali mengganggu operasional perusahaan dengan demonstrasi di depan pabrik atau permintaan audiensi yang menghambat produksi. Selain itu, beberapa kelompok ormas bahkan melakukan pemalakan terhadap angkutan barang industri di daerah tertentu.

Selain gangguan operasional, dugaan pungutan liar (pungli) dalam proses rekrutmen tenaga kerja juga menjadi isu yang muncul. Namun, Farhan membantah adanya praktik pungli di industri tekstil, mengingatkan bahwa pabrik butuh tenaga kerja terampil tanpa pungutan. Para pengusaha tekstil mendesak pemerintah untuk mengambil tindakan tegas dalam menertibkan ormas yang merugikan dunia usaha. Kehadiran ormas yang semakin mengganggu bisnis diharapkan tidak semakin memperburuk kondisi industri yang sudah terdampak banjirnya barang impor. Keteraturan dalam dunia usaha menjadi kunci dalam menjaga industri tekstil tetap berdaya saing di Indonesia.

Source link