Reputasi global Amerika Serikat semakin terpukul akibat kebijakan luar negeri Presiden Donald Trump. Hal ini membuka peluang bagi China, terutama terkait isu Taiwan. Zhou Bo, seorang pensiunan kolonel senior dari Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA), menilai bahwa Trump telah merusak citra Amerika lebih dari semua pendahulunya. Menurut Zhou, masyarakat Taiwan menyadari penurunan posisi AS di dunia dan hal ini bisa memengaruhi pandangan mereka terhadap China.
Taiwan, yang selama ini bergantung pada bantuan militer AS, merasa terancam dengan sikap Trump yang menuntut pembayaran untuk bantuan pertahanan tersebut. Meskipun Taiwan telah menghabiskan miliaran dolar untuk senjata dari AS, Trump tetap menekankan kewajiban membayar. Hal ini memunculkan pertanyaan seberapa percaya diri Taiwan terhadap AS di bawah pemerintahan Trump.
Sementara itu, Taiwan tetap menjadi perhatian utama dalam hubungan AS-China. Beijing menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan berkomitmen untuk menyatukannya dengan China, bahkan dengan kekuatan militer jika diperlukan. Sikap Trump terhadap Taiwan terlihat ambigu, dimana Presiden AS secara tidak langsung mendukung kemerdekaan Taiwan meskipun tidak secara resmi mengakui negara tersebut.
Meskipun terjadi ketegangan terkait Taiwan, Zhou melihat Trump sebagai pemimpin yang relatif bersikap “ramah” terhadap China secara keseluruhan. Dalam beberapa pekan terakhir, Trump mengurangi retorika kerasnya terhadap China. Meski demikian, hubungan China-Rusia juga menjadi sorotan, dengan kedua negara memiliki hubungan kuat namun belum mencapai tingkat aliansi. China juga berpotensi mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Ukraina sebagai upaya mempertahankan perdamaian di kawasan tersebut. Kedua negara harus saling menyeimbangkan kepentingan mereka demi menjaga stabilitas global.