Pengamat Transportasi dan Logistik, Bambang Haryo Soekartono (BHS), menjelaskan bahwa penurunan harga avtur sebesar Rp1.581 yang diusulkan oleh Komisi VII DPR-RI tidak akan secara signifikan menurunkan harga tiket pesawat. Menurut BHS, biaya avtur hanya merupakan 30 persen dari total biaya pesawat, sedangkan sebagian besar biaya tersebut merupakan untuk keselamatan dan kenyamanan penumpang.
BHS menekankan bahwa walaupun harga avtur di Indonesia merupakan harga menengah di kawasan Asia Tenggara, penurunan harga avtur tidak akan langsung mengakibatkan penurunan signifikan pada harga tiket pesawat. Sebagai contoh, jika harga avtur turun sebesar Rp1.500, hal itu hanya akan mengakibatkan penurunan sekitar 12 persen dari total harga tiket pesawat, atau sekitar 4 persen dari harga keseluruhan.
Menurut BHS, penurunan harga tiket pesawat yang tidak signifikan tidak akan berdampak banyak terutama bagi golongan menengah ke atas yang merupakan mayoritas pengguna pesawat. Sebagai alternatif, BHS menyarankan agar pemerintah lebih memperhatikan penurunan harga solar atau diesel sebagai langkah yang lebih berdampak pada perekonomian secara luas. Karena sebagian besar modus transportasi di Indonesia menggunakan transportasi darat, penurunan harga BBM jenis tersebut akan lebih bermanfaat bagi masyarakat secara keseluruhan serta dampaknya akan terasa lebih luas pada sektor ekonomi.
