Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, telah mengambil langkah keras terhadap Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan rencananya untuk menarik Washington dari beberapa lembaga di bawah organisasi multilateral tersebut. Dalam beberapa kesempatan, Trump menyatakan niatnya untuk keluar dari WHO, UNHRC, dan UNESCO, dengan alasan bahwa lembaga-lembaga tersebut kerap dianggap tidak adil dan gagal melakukan reformasi yang diperlukan.
Pertama, Trump memutuskan untuk menarik AS dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) setelah mengkritik penanganan pandemi Covid-19 dan kontribusi finansial yang dianggap memberatkan dari AS dibandingkan dengan China. Keputusan ini berdampak besar pada kesehatan dunia mengingat AS menjadi salah satu kontributor terbesar untuk WHO.
Kedua, Trump berencana untuk menghentikan keterlibatan AS dengan Dewan Hak Asasi Manusia PBB (UNHRC) dan menghentikan pendanaan untuk badan bantuan Palestina UNRWA. Langkah ini diambil setelah pertemuan Trump dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Penghentian pendanaan ini juga terjadi pada masa pemerintahan Trump sebelumnya, disertai dengan kritik terhadap UNRWA.
Ketiga, Trump meminta peninjauan ulang keanggotaan AS di UNESCO, di mana ia melihat lembaga tersebut tidak efektif dan tidak memenuhi tugasnya dengan baik. Sebelumnya, Trump juga pernah menarik AS dari keanggotaan UNESCO karena adanya bias anti-Israel.
Semua keputusan ini menunjukkan sikap keras Trump terhadap PBB, dengan tujuan untuk memastikan bahwa lembaga-lembaga multilateral tersebut dapat melakukan tugasnya dengan lebih baik. Meskipun ada perubahan dalam kebijakan AS terkait keanggotaan di lembaga-lembaga PBB, tetap perlu diperhatikan dampaknya terhadap stabilitas dan kesejahteraan internasional.