Menggali Potensi Ekonomi Patimban: Wawasan Menjanjikan

by -19 Views

Pelabuhan Patimban, yang belum mampu menurunkan biaya logistik di Indonesia, dianggap belum efektif hingga saat ini. Kondisi geografisnya di muara Sungai Cipunagara di Jawa Barat menimbulkan masalah sedimentasi yang mempengaruhi kinerja pelabuhan. Dibutuhkan pengerukan untuk menjaga kedalaman perairan agar dapat menampung kapal yang memenuhi target 7 juta teus per tahun. Jarak Pelabuhan Patimban yang jauh dari pusat industri juga meningkatkan biaya logistik, menjadi pertimbangan lain dalam penggunaan pelabuhan. Hal ini menyebabkan sebagian besar logistik dari Karawang, Bekasi, dan Tangerang masih memilih Pelabuhan Tanjung Priuk sebagai pintu keluar. Pelabuhan Tanjung Priuk dengan kapasitas 10-12 jt teus per tahun masih menjadi pilihan utama dengan pertumbuhan yang stabil. Pelabuhan Patimban, meskipun diresmikan pada 2020, belum mencatatkan produktivitas yang signifikan. Debata perlu dilakukan untuk memanfaatkan pelabuhan dengan optimal, menjadikannya sebagai pelabuhan hub alternatif bagi industri lokal. Pemerintah juga disarankan untuk mempertimbangkan lokasi pelabuhan yang lebih terintegrasi dengan kawasan industri untuk menghindari biaya logistik yang tinggi. Melihat ke masa depan, pembangunan pelabuhan haruslah memperhitungkan aspek ekonomi dan jarak dari pusat industri demi mencapai efisiensi yang lebih baik.