“Polestar Merasa Mobilnya Terlalu Sederhana di Amerika”

by -21 Views

Polestar, produsen mobil terkemuka, menghadapi sejumlah masalah dalam beberapa waktu terakhir. Penurunan penjualan yang signifikan serta kesulitan dalam merilis produk baru telah menyebabkan perusahaan ini harus memberhentikan CEO pendirinya, Thomas Ingenlath. Namun, CEO baru yang ditunjuk, Michael Lohscheller, meyakini bahwa salah satu masalah terbesar Polestar, terutama di pasar Amerika, adalah desain mobilnya.

Dalam wawancara dengan majalah Car di Inggris, Lohscheller menyatakan bahwa konsumen di Amerika dan Cina cenderung menginginkan tampilan mobil yang tidak terlalu mencolok. Bahasa desain yang sebelumnya diperkenalkan oleh mantan kepala desain, Maximilian Missoni, dan mulai digunakan pada model Polestar 1 coupe pada tahun 2019 tampaknya menjadi fokus perubahan kedepan.

Meskipun Polestar berencana untuk tetap mempertahankan identitasnya yang percaya diri, Lohscheller menekankan bahwa perubahan tidak akan radikal. CEO tersebut berpesan kepada bos desain baru, Philipp Romers, untuk menekankan performa mobil namun tetap mempertahankan kesederhanaan dalam desain. Dengan sedan Polestar 5 dan mobil sport Polestar 6 yang masih dalam tahap pengembangan, perubahan besar kemungkinan tidak akan terjadi sebelum Polestar 7, yang akan menjadi SUV kompak baru dari Polestar.

Mengawasi perubahan desain Polestar adalah Philipp Romers, kepala desain merek yang baru saja bergabung dengan perusahaan. Sebelumnya, Romers telah berkontribusi dalam desain model-model terkenal seperti Audi A6, Q6 E-Tron, dan Volkswagen Golf generasi ketujuh. Dengan bimbingan Romers, Polestar berharap dapat memperkuat posisinya di pasar mobil global.