Pernyataan kontroversial dari Fodor’s Travel yang menilai Bali tidak layak untuk dikunjungi pada tahun depan telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan para pelaku pariwisata. Bali, yang merupakan destinasi wisata unggulan Indonesia, diyakini akan menderita dampak negatif jika prediksi ini terbukti benar.
Anggota Komisi VII DPR RI, Bambang Haryo Soekartono, menganggap penilaian Fodor’s Travel terlalu berlebihan dan tidak didasarkan pada kajian mendalam. Menurutnya, kriteria yang digunakan untuk menilai kelayakan sebuah destinasi wisata harus dipertimbangkan dengan baik, termasuk sudut pandang mayor dan minor.
Meskipun Fodor’s Travel mengkritik kepadatan turis asing di Bali dan masalah sampah di beberapa pantai, Bambang Haryo menegaskan bahwa Bali masih memiliki potensi untuk ditingkatkan. Dia menyoroti pentingnya pengembangan infrastruktur transportasi publik dan manajemen sampah yang lebih baik sebagai solusi untuk mengatasi masalah yang disorot oleh Fodor’s Travel.
Bambang Haryo juga menekankan bahwa Kementerian Pariwisata perlu segera merespons pernyataan kontroversial ini dan mengklarifikasi pandangan mereka terhadap Bali sebagai destinasi wisata. Meskipun Bali dihadapkan pada tantangan terkait kepadatan dan kebersihan lingkungan, minat wisatawan internasional terhadap pulau ini tetap tinggi dan terus meningkat setelah pandemi COVID-19.
Pernyataan kontroversial ini dianggap sebagai upaya untuk mendiskreditkan pariwisata Indonesia yang sedang berusaha memperbaiki citra dan meningkatkan kepercayaan masyarakat global. Bambang Haryo yakin bahwa Bali masih memiliki potensi yang besar untuk terus berkembang dan menarik minat wisatawan dari berbagai belahan dunia.