Indonesia kini tengah mengembangkan paten baru untuk teknologi pengolahan nikel menjadi katoda baterai lithium di luar China. Produksi bahan katoda baterai kendaraan listrik (EV) berbasis Lithium Iron Phosphate (LFP) di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah menjadi langkah awal dalam upaya ini. Menurut Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Septian Hario Seto, kesempatan untuk mengejar paten di luar China merupakan peluang besar bagi Indonesia.
Septian Hario Seto juga menekankan pentingnya kolaborasi dalam hilirisasi. Ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai memerlukan rantai pasok yang terintegrasi dengan baik. LFP dikenal sebagai bahan kimia utama dalam baterai lithium-ion, cocok untuk kendaraan listrik dan penyimpanan energi. Permintaan global terhadap baterai diperkirakan akan tumbuh pesat hingga tahun 2030, dengan LFP berperan penting dalam bertahan dalam industri baterai.
Indonesia diharapkan dapat memanfaatkan keunggulan ekosistemnya yang komprehensif dalam mengembangkan industri baterai. Dengan LFP dan material lainnya seperti NCM, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pertumbuhan industri baterai di masa depan. Langkah-langkah ini merupakan strategi kunci menuju Indonesia Emas 2045 dan mendukung keberlanjutan serta daya saing global dalam industri baterai. Kesempatan ini juga membuktikan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing di kancah internasional dalam sektor teknologi mutakhir.