Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald J. Trump, melalui tim transisinya, berencana untuk menghapus persyaratan pelaporan kecelakaan yang ditentang oleh produsen mobil listrik ternama, Tesla. Langkah ini diprediksi akan mempengaruhi penyelidikan serta pengaturan keselamatan kendaraan dengan teknologi mengemudi otomatis, atau auto-pilot, yang dimiliki oleh Tesla. Meskipun Elon Musk, pemilik Tesla, telah mendukung Trump dalam pemilihan presiden AS pada 2024 dengan dukungan finansial sebesar US$ 250 juta, kebijakan penghapusan aturan kecelakaan tersebut dilihat sebagai upaya yang akan menguntungkan Tesla.
Kritik terhadap rencana ini datang dari Alliance for Automotive Innovation, sebuah kelompok dagang yang mewakili sebagian besar produsen mobil besar kecuali Tesla. Data menunjukkan bahwa sebagian besar kecelakaan fatal yang dilaporkan kepada National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) melibatkan Tesla. Investigasi sedang dilakukan terhadap kecelakaan yang melibatkan fitur “Autopilot” Tesla, termasuk kecelakaan fatal di Virginia dan California.
NHTSA, lembaga yang bertanggung jawab atas keselamatan lalu lintas di AS, menganggap data kecelakaan sangat penting untuk melakukan evaluasi terhadap teknologi mengemudi otomatis. Aturan pelaporan kecelakaan dianggap sebagai elemen kunci dalam memahami pola kecelakaan dan mengidentifikasi masalah keselamatan. Mereka menegaskan bahwa data kecelakaan telah memengaruhi investigasi dan penarikan kembali kendaraan yang dilakukan.
Dalam konteks ini, keputusan Trump untuk menghapus persyaratan pelaporan kecelakaan diharapkan untuk memengaruhi industri otomotif dan keselamatan berkendara di AS secara luas. Semua ini memperlihatkan kompleksitas dari kebijakan otomotif dan tekhnologi baru yang terus berkembang dalam industri mobil modern.