Netanyahu Menelepon Biden untuk Mendapatkan Restu AS dalam Serangan Israel ke Iran?

by -377 Views
Netanyahu Menelepon Biden untuk Mendapatkan Restu AS dalam Serangan Israel ke Iran?

Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melakukan panggilan telepon pada Rabu (9/10/2024) di tengah seiring dengan pernyataan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant yang menjanjikan serangan terhadap Iran yang akan “mematikan, tepat, dan mengejutkan.”

Panggilan telepon selama 30 menit tersebut adalah yang pertama diketahui antara Biden dan Netanyahu sejak Agustus, di tengah eskalasi tajam konflik Israel dengan Iran dan kelompok Lebanon yang didukung Iran, Hizbullah. Sementara itu, tidak ada tanda-tanda gencatan senjata yang akan segera terjadi untuk mengakhiri konflik dengan Hamas, yang juga didukung oleh Iran di Gaza.

Panggilan tersebut dinyatakan sebagai “langsung dan sangat produktif,” kata juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre kepada wartawan, sembari mengakui bahwa kedua pemimpin memiliki ketidaksepakatan namun tetap terbuka tentang hal tersebut.

Timur Tengah berada dalam kondisi siaga tinggi menunggu tanggapan Israel terhadap serangan rudal Iran pekan lalu, yang dilancarkan sebagai balasan atas eskalasi militer Israel di Lebanon. Serangan rudal Iran itu tidak menewaskan siapapun di Israel.

Setelah menggambarkan serangan rudal Iran pada 1 Oktober sebagai kegagalan, Gallant mengatakan dalam sebuah video yang dikeluarkan oleh kantornya setelah panggilan Biden-Netanyahu.

“Siapapun yang menyerang kami akan terluka dan membayar harganya. Serangan kami akan mematikan, tepat, dan di atas segalanya mengejutkan. Mereka tidak akan mengerti apa yang terjadi dan bagaimana itu terjadi, mereka akan melihat hasilnya,” katanya, dilansir Reuters, Kamis (10/10/2024).

Netanyahu telah berjanji bahwa Iran, musuh bebuyutannya, akan membayar untuk serangan rudal tersebut, sementara Teheran mengatakan bahwa balasan apapun akan dihadapi dengan kehancuran besar-besaran, memicu kekhawatiran perang yang lebih luas di kawasan penghasil minyak, yang bisa melibatkan Amerika Serikat.

Adapun Amerika Serikat menyatakan mendukung Israel untuk menyerang target-target yang didukung Iran seperti Hizbullah dan Hamas, namun telah mencoba, meskipun tidak berhasil, untuk meredam konflik yang meningkat, menengahi gencatan senjata di Gaza, dan membujuk Israel untuk menahan serangan roket di daerah pemukiman yang telah menewaskan ribuan orang.

Hubungan antara Biden dan Netanyahu tegang, dipengaruhi oleh penanganan Netanyahu terhadap perang di Gaza dan konflik dengan Hezbollah. Israel menyatakan akan melanjutkan operasi militer hingga rakyat Israel aman.

Dalam buku War, yang akan dirilis pekan depan, jurnalis Bob Woodward melaporkan bahwa Biden secara teratur menuduh Netanyahu tidak memiliki strategi, dan berteriak, “Bibi, apa-apaan ini?” kepadanya pada Juli setelah serangan Israel di dekat Beirut dan di Iran.

Ketika ditanya tentang buku tersebut, seorang pejabat AS yang mengetahui interaksi kedua pemimpin itu mengatakan bahwa Biden menggunakan bahasa yang tajam, langsung, tidak terfilter, dan penuh warna baik dengan maupun tentang Netanyahu saat menjabat.

Panggilan pada hari Rabu disebut sebagai “panggilan positif, dan kami menghargai dukungan AS,” kata Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon kepada wartawan.

“Dan seperti yang kami nyatakan sebelumnya, Israel akan membalas serangan itu… Kami akan memilih lokasinya. Itu akan menyakitkan bagi rezim Iran,” kata Danon.

Adapun ketegangan meningkat dalam beberapa minggu terakhir karena pejabat AS berulang kali tidak diberitahu oleh tindakan Israel, menurut seseorang yang mengetahui masalah ini.

Ini termasuk pembunuhan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, dan peledakan pager serta walkie-talkie yang digunakan oleh anggota Hizbullah di Lebanon, yang belum dikonfirmasi maupun dibantah oleh Israel.

Israel juga lambat berbagi detail tentang rencananya untuk membalas serangan rudal balistik Iran, menurut sumber yang sama.

Biden minggu lalu mengatakan bahwa dia akan memikirkan alternatif untuk menyerang ladang minyak Iran jika dia berada di posisi Israel, sambil menambahkan bahwa dia berpikir Israel belum menyimpulkan bagaimana merespons Iran. Minggu lalu, dia juga mengatakan bahwa dia tidak akan mendukung Israel menyerang situs nuklir Iran.