Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah mengajak Bank Dunia untuk membantu Indonesia keluar dari status negara berpendapatan menengah atau middle income trap secara strategis. Upaya ini dilakukan melalui penyelenggaraan The International Seminar ASEAN Global Development and the Middle Income Trap and Growth Academy ASEAN.
Diskusi terkait upaya Indonesia untuk keluar dari middle income trap telah dilakukan selama puluhan tahun terakhir. Meskipun telah ada fokus kebijakan dari pemerintahan Presiden Joko Widodo selama 10 tahun terakhir, namun Indonesia masih belum berhasil keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah.
Sri Mulyani menyadari bahwa untuk keluar dari middle income trap membutuhkan strategi yang lebih jitu. Indonesia harus mendorong produktivitas tenaga kerja melalui pendidikan, kesehatan, dan penciptaan lapangan kerja. Hal ini menjadi kunci kritis untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju dan berpendapatan tinggi di masa depan.
Bank Dunia mencatat bahwa sejak 1990, hanya 34 negara yang berhasil keluar dari middle income trap sementara 108 negara lainnya masih terjebak dalam status tersebut. Oleh karena itu, Bank Dunia mendorong negara-negara berpendapatan menengah ke bawah untuk mengadopsi teknologi modern dan negara berpendapatan menengah ke atas untuk fokus pada inovasi.
Sri Mulyani menekankan pentingnya formulasi strategi yang lebih rinci dari pemerintah dan lembaga internasional seperti Bank Dunia agar negara-negara yang terjebak dalam middle income trap dapat segera keluar dari status tersebut sebelum menua. Diskusi yang lebih mendalam juga diperlukan untuk mengatasi tantangan tersebut.
