LIEUTENANT GENERAL TNI (RET.) JOHANNES SURYO PRABOWO

by -52 Views

Oleh: Prabowo Subianto [diambil dari Buku: Catatan Kepemimpinan Militer dari Pengalaman Bab I]

Saya sudah mengenal Suryo Prabowo sejak saya masih seorang kadet. Dia lulusan Akademi Angkatan Bersenjata (AKABRI) tahun 1976, jadi dia dua tahun lebih muda dari saya. Dia adalah penerima penghargaan Adhi Makayasa dalam tahun 1976 yang diberikan kepada kadet dengan prestasi tertinggi oleh Akademi. Dia sangat cerdas. Dia juga keras dan patriotik. Hal ini dapat dimengerti karena ayahnya juga bagian dari Generasi ’45, seorang Kolonel dalam Angkatan Darat.

Sejak dia menjadi letnan, kemudian kapten, kemudian mayor, saya melihat bahwa dia selalu berada di lapangan. Bahkan ketika dia menjadi Brigadir Jenderal, sebagai Wakil Gubernur di Timor Timur (sekarang Timor Leste), sebagai Deputi Komandan Komando Resort Militer Timor Timur (KOREM), dia selalu berada di lapangan pada saat-saat kritis. Dia adalah perwira TNI berpangkat tinggi terakhir yang meninggalkan Timor Timur setelah referendum. Dia membawa bendera Indonesia terakhir yang diturunkan di provinsi bekas Indonesia.

Mungkin karena dia sangat pintar, atasan-atasan nya sering tidak begitu menyukainya. Mungkin juga dia terlalu dinamis atau terlalu kreatif sehingga atasan-atasan nya sering tidak benar-benar memahaminya.

Karena kecerdasannya yang di atas rata-rata, dia sering dikritik oleh orang-orang di sekitarnya yang menganggapnya sebagai ‘keminter’ (seseorang yang tahu segalanya) dan membeberkan pendapatnya – dia cenderung memberi nasihat kepada orang lain tanpa diminta karena dorongannya untuk memperbaiki organisasi Angkatan Bersenjata atau untuk memperbaiki suatu situasi.

Suryo Prabowo adalah tipe pemimpin yang langsung bicara; dia mengatakan apa yang ada di pikirannya, dia berani, dan dia, menurut pendapat saya, salah satu jenderal tercerdas dari generasi kita. Karena ayahnya adalah bagian dari Generasi ’45 dan karena dia bersama dengan kelas ’78 AKABRI, kami semua sangat dipengaruhi oleh para jenderal generasi ’45. Dapat dianggap sebagai generasi terhebat dalam sejarah Indonesia hingga saat ini. Mungkin itulah mengapa Suryo Prabowo dan saya cocok. Kami memiliki cita-cita yang sama dan cinta kepada negara kita yang tertanam dalam kami oleh generasi ’45.

Source link