Inggris mengalami krisis perumahan karena lebih dari 150.000 anak tinggal di akomodasi sementara. Menteri Perumahan Angela Rayner menyebutnya sebagai “skandal nasional”. Data resmi dari Kementerian Perumahan, Komunitas, dan Pemerintah Daerah menunjukkan bahwa ada 151.630 anak tinggal di akomodasi sementara seperti hostel dan bed and breakfast hingga Maret.
Menurut asisten direktur operasi di penyedia perumahan Riverside, Dave Robinson, jumlah anak tunawisma di Inggris melebihi jumlah penduduk di beberapa kota. Jumlah anak tunawisma di B&B telah meningkat sebesar 15% sejak Maret 2023.
B&B seharusnya hanya untuk penginapan darurat maksimal enam minggu, tetapi masih banyak keluarga dengan anak-anak tinggal di sana lebih lama. Tingginya penggunaan akomodasi sementara disebabkan oleh kegagalan kebijakan nasional.
Pemerintah Inggris sedang bekerja sama dengan pemimpin lokal untuk mengatasi masalah tersebut. Mereka berkomitmen untuk mengakhiri tunawisma dengan meningkatkan pembangunan rumah sosial dan terjangkau untuk satu generasi.
Program tersebut akan menghapuskan penggusuran tanpa alasan dan menyediakan rumah bagi keluarga yang paling berisiko dengan anggaran jutaan poundsterling.
Sumber: CNBC Indonesia