Hubungan antara Rusia dan Israel menjadi tegang. Hal ini disebabkan oleh rencana Israel untuk memasok sistem pertahanan udara Patriot buatan Amerika Serikat ke Ukraina. Utusan Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, mengancam bahwa akan ada konsekuensi atas langkah tersebut.
Nebenzia menegaskan hal ini saat Rusia menjabat sebagai presiden bergilir Dewan Keamanan PBB. Ia menyatakan, “Saya yakin ini tentu saja dapat menimbulkan konsekuensi politik tertentu.” Selain itu, ia juga menambahkan bahwa senjata-senjata yang dikirim ke Ukraina akan dihancurkan, seperti senjata-senjata Barat dan AS lainnya.
Kabar mengenai rencana ini disampaikan oleh Financial Times, yang mengutip sumber-sumber yang mengetahui negosiasi tersebut. Dikatakan bahwa AS, Israel, dan Ukraina sedang berdiskusi untuk mengirim hingga delapan sistem pertahanan udara Patriot Israel lama ke Kyiv.
Rencana ini membuat perbandingan kekuatan militer antara Rusia dan Israel menjadi sorotan. Berdasarkan data GlobalFirePower, Rusia berada di peringkat ke-2 sedangkan Israel berada di peringkat ke-17 dari 145 negara. Rusia memiliki jumlah tentara yang lebih banyak, dengan anggaran pertahanan yang lebih besar dibandingkan Israel.
Selain itu, Rusia juga unggul dalam jumlah persenjataan darat, laut, dan udara. Rusia memiliki lebih banyak tank, pesawat, kapal, dan hulu ledak nuklir dibandingkan dengan Israel.
Dengan kondisi ini, hubungan antara Rusia dan Israel semakin tegang. Tindakan Israel untuk memasok sistem pertahanan udara ke Ukraina dapat memicu konflik lebih lanjut antara kedua negara.
