Ancaman perang baru di wilayah Timur Tengah semakin meningkat. Pejabat Israel telah mengancam akan meningkatkan serangan, sementara kelompok bersenjata Lebanon Hizbullah menanggapinya dengan tantangan.
“Mereka dapat menjatuhkan Lebanon ke dalam kegelapan dan menghancurkan kekuatan Hizbullah dalam hitungan hari,” kata mantan anggota kabinet perang Israel Benny Gantz di sebuah konferensi di Universitas Reichman di Herzliya, Israel.
Israel mengatakan bahwa menjatuhkan Lebanon ke dalam kegelapan cukup mudah mengingat kondisi listrik negara itu yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Namun, menghancurkan kekuatan militer Hizbullah dalam hitungan hari dianggap sebagai tugas yang sulit.
Israel dan Hizbullah telah lama saling bersiap untuk perang, dengan perang yang tidak memuaskan pada tahun 2006 antara keduanya. Hizbullah dilaporkan memiliki persenjataan yang kuat, termasuk ribuan rudal dan roket yang masih utuh menurut pemimpin mereka, Hassan Nasrallah.
Hizbullah juga memiliki pasukan terlatih dan disiplin sekitar 40.000 hingga 50.000 pejuang yang banyak memperoleh pengalaman tempur dari pertempuran di Suriah. Keseimbangan strategis di Timur Tengah juga berubah, dengan musuh-musuh Israel saat ini lebih banyak aktor non-negara seperti Hizbullah, Hamas, Jihad Islam, dan lainnya.
AS juga mendukung Israel dalam konflik ini, namun musuh-musuh Israel seperti Hizbullah juga menargetkan kepentingan AS dan Barat di Timur Tengah. Ketegangan antara Lebanon dan Israel meningkat dalam beberapa minggu terakhir, dan perang tampak semakin mungkin terjadi.
Berbagai negara termasuk Jerman, Swedia, Kuwait, dan Belanda telah menyarankan warga negaranya untuk segera meninggalkan Lebanon. Hal ini menunjukkan bahwa situasi di wilayah tersebut semakin memanas dan memerlukan perhatian yang serius.