Jakarta, CNBC Indonesia- Penurunan kinerja ekspor dan kenaikan impor menjadi penyebab surplus neraca perdagangan Indonesia pada bulan Februari 2024 sebesar USD 870 juta.
Kepala Departemen Makroekonomi & Riset Pasar Keuangan Bank Mandiri, Dian Ayu Yustina mengatakan perlambatan ekonomi mitra dagang utama serta penurunan harga dan permintaan komoditas menjadi tekanan bagi kinerja ekspor Indonesia.
Sementara itu, di sisi impor, isu perubahan iklim mendorong kenaikan impor barang konsumsi sebesar 5,11%, termasuk impor mesin, kendaraan, serta impor beras dan gandum.
Dian juga menyatakan bahwa tekanan ekonomi global dan dampak cuaca ekstrem jika berlangsung terus-menerus dapat mengubah surplus neraca perdagangan menjadi defisit. Jika terjadi defisit dalam transaksi berjalan, akan mempengaruhi volatilitas pasar keuangan, termasuk nilai tukar Rupiah.
Bagaimana analisis kinerja neraca perdagangan? Apa dampak yang harus diwaspadai oleh Indonesia? Untuk informasi lebih lanjut, simak wawancara Anneke Wijaya dengan Kepala Departemen Makroekonomi & Riset Pasar Keuangan Bank Mandiri, Dian Ayu Yustina dalam acara Power Lunch, CNBC Indonesia (Jumat, 15 Maret 2024)
