Meramal Vladimir Putin, Pemilihan Presiden Rusia, dan Konflik Masa Depan di Ukraina

by -98 Views
Meramal Vladimir Putin, Pemilihan Presiden Rusia, dan Konflik Masa Depan di Ukraina

Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Vladimir Putin siap untuk kembali menjabat sebagai presiden Rusia dalam pemilihan yang akan berlangsung pada 15-17 Maret 2024. Ini terjadi saat perang antara Rusia dan Ukraina masih berlanjut hingga tahun ketiga.

Putin telah menjabat sebagai presiden Rusia selama lebih dari 20 tahun. Lalu, bagaimana pengaruh kepemimpinannya terhadap perang dan hubungan Rusia dengan negara lain? Berikut penjelasannya, seperti yang dilansir dari Associated Press, Kamis (14/3/2024).

Pengaruh Perang dalam Pemilihan Rusia

Putin, yang berusia 71 tahun, memfokuskan kampanyenya pada janji untuk menyelesaikan tujuannya di Ukraina, di mana ia menggambarkan konflik tersebut sebagai pertempuran melawan Barat demi kelangsungan hidup Rusia dan 146 juta penduduknya.

Dalam pidato kenegaraannya bulan lalu, Putin menuduh Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya membutuhkan ruang yang bergantung, semakin berkurang, dan sekarat menggantikan Rusia sehingga mereka dapat melakukan apa pun yang mereka inginkan.

Putin telah berulang kali menyatakan bahwa ia mengirim pasukan pada Februari 2022 untuk melindungi penutur bahasa Rusia di Ukraina timur dan mencegah Kyiv menimbulkan ancaman keamanan besar bagi Moskow dengan bergabung dengan NATO. Sementara Ukraina dan sekutunya menganggap invasi Rusia sebagai tindakan agresi yang tidak beralasan oleh negara berkekuatan nuklir utama.

Putin juga menyebut pasukan Rusia lebih unggul setelah kegagalan serangan balasan Ukraina tahun lalu, dengan alasan bahwa Ukraina dan negara-negara Barat harus menerima penyelesaian sesuai persyaratan Moskow. Putin memuji pasukannya yang bertempur di Ukraina dan berjanji menjadikan mereka elit baru Rusia. Namun, masyarakat Rusia hanya sedikit mengetahui tentang kemunduran militer mereka dalam perang tersebut.

Pengaruh Ekonomi dalam Pemilihan

Ketahanan ekonomi Rusia dalam menghadapi sanksi dari Barat menjadi faktor utama kekuasaan Putin di Rusia, yang merupakan pemain utama di sektor energi global.

Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ekonomi Rusia akan tumbuh 2,6% tahun ini dibandingkan dengan Eropa yang hanya tumbuh 0,9%. Inflasi di Rusia diperkirakan lebih dari 7% tetapi pengangguran tetap rendah.

Industri militer menjadi mesin pertumbuhan utama di Rusia, di mana pabrik-pabrik pertahanan banyak memproduksi rudal, tank, dan amunisi. Pembayaran besar-besaran kepada ratusan ribu pria yang menandatangani kontrak dengan militer juga membantu meningkatkan permintaan konsumen dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.

Dalam kampanye pemilihan, Putin berjanji untuk memberikan hipotek murah yang disubsidi oleh pemerintah untuk membantu keluarga muda, terutama mereka yang memiliki anak. Ia juga berjanji untuk meningkatkan dana pemerintah untuk layanan kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya, dan olahraga, serta melanjutkan upaya untuk mengentaskan kemiskinan.

Masa Depan Kebijakan Rusia di Bawah Kepemimpinan Putin

Putin kemungkinan akan menggunakan kemenangannya sebagai bukti dukungan publik terhadap perang tersebut. Banyak pengamat memprediksi bahwa ia akan memperketat kebijakannya dan meningkatkan agresi. Kremlin bersiap untuk meningkatkan retorika perangnya dan menjadikan Rusia sebagai benteng yang terkepung dalam menghadapi agresi Barat.

Selain itu, kebijakan luar negeri Rusia kemungkinan akan menjadi lebih agresif. Dalam hubungan dengan China, India, dan negara-negara Selatan, kemenangan Putin dalam pemilu diharapkan dapat memperkuat aliansi yang sudah ada.

Demikianlah ulasan mengenai kembali kekuasaan Presiden Vladimir Putin di Rusia dalam pemilihan tahun 2024.