Demokrasi di Indonesia sedang menghadapi ancaman. Salah satunya adalah karena banyak pemimpin yang bisa dibayar. Selain itu, ada banyak kelompok oligarki yang memiliki cukup uang untuk membeli para pemimpin kita.
Komprador dan kelompok oligarki ini ingin menguasai dan mengendalikan proses demokrasi. Mereka menggunakan kekuasaan dan uang untuk mengatur segalanya, termasuk hasil survei yang dapat memengaruhi pandangan masyarakat.
Di Indonesia, ada banyak kreativitas dalam manipulasi survei dan proses pemilihan. Lembaga survei bisa bekerja untuk beberapa pihak dan memberikan hasil yang diminta. Bahkan, ada lembaga survei yang secara terang-terangan berkampanye untuk calon tertentu di media sosial.
Selain itu, daftar pemilih seringkali tidak akurat dengan adanya ‘hantu’ dalam daftar pemilih dan nama orang yang sudah meninggal tetap terdaftar. Ini mengancam integritas pemilihan dan demokrasi kita.
Kotak suara juga rentan terhadap manipulasi. Kotak suara bisa dibuka tanpa prosedur yang benar, mengancam keabsahan pemilihan.
Media juga rentan terhadap pengaruh pemodal besar yang bisa memesan liputan sesuai kepentingan mereka. Masyarakat berharap media netral dan tidak berpihak, tetapi banyak media yang justru menjadi alat penyebar propaganda.
Penting bagi masyarakat untuk tidak mudah percaya pada survei, daftar pemilih, kotak suara, dan media yang rentan terhadap manipulasi. Demokrasi yang sehat memerlukan partisipasi aktif dan kesadaran masyarakat akan ancaman terhadap proses demokrasi.
