Pada tanggal 16 Februari 2024, kemenangan Prabowo Subianto dalam hasil quick count dan real count sementara yang dilaksanakan KPU menuai sorotan dari media asing. Kantor berita luar negeri fokus pada penilaian terhadap Prabowo oleh para aktivis yang terkait dengan peluangnya menjadi Presiden RI.
Media asal Inggris, The Guardian, menyebut bahwa kemenangan Prabowo menandai babak kelam dalam sejarah karena masa lalu Prabowo sering dikaitkan dengan peristiwa pelanggaran HAM. Salah satu aktivis, Usman Hamid dari Amnesty International Indonesia, menyebut bahwa perjuangan dalam menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM harus terus berlanjut.
Prabowo, yang pernah menjadi komandan Kopassus, diberhentikan dari militer setelah dihubungkan dengan kasus penculikan para aktivis politik pada tahun 1998. Di sinilah media asing menyoroti kontroversi yang melingkupi Prabowo.
Selain itu, Prabowo juga dituduh terlibat dalam kasus pelanggaran HAM di Papua dan Timor-Leste, yang selalu dibantah. Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Muhammad Isnur, menyatakan bahwa terpilihnya Prabowo mungkin terlalu menyakitkan bagi keluarga orang-orang yang hilang pada tahun 1998.
Kantor berita Prancis, AFP, juga menyoroti ketakutan para aktivis terkait terpilihnya Prabowo. Lebih dari 100 demonstran berkumpul di luar Istana Presiden untuk melakukan aksi protes dengan membawa kartu kuning, meniup peluit, dan membentangkan spanduk bertuliskan “selamatkan demokrasi”.
Kemenangan Prabowo dalam quick count telah menempatkannya di jalur kemenangan, meskipun hasil akhir pemilihan masih harus ditunggu hingga bulan depan.
