Indonesia harus menjadi negara yang kuat dan dihormati. Hal ini merupakan cita-cita proklamator bangsa Indonesia, Ir. Soekarno dan Dr. Mohammad Hatta, yang ingin melindungi seluruh bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan turut melaksanakan ketertiban dunia. Namun, saat ini Indonesia masih mengalami ketimpangan ekonomi dan banyak rakyat hidup dalam kemiskinan.
Untuk mewujudkan cita-cita proklamator bangsa dan mendukung pembangunan ekonomi, politik, kesejahteraan rakyat, dan pertahanan yang berkesinambungan, Presiden Joko Widodo telah merumuskan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) yang bertujuan untuk mencapai “Indonesia Emas” di atau sebelum tahun 2045. Presiden Jokowi berusaha mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan dukungan penguatan peran pemerintah dalam roda ekonomi dan pembangunan bangsa sesuai dengan falsafah Ekonomi Pancasila.
Presiden Joko Widodo juga aktif dalam program jaring pengaman sosial, seperti Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, Kartu Sembako, dan Program Keluarga Harapan. Beliau juga mendorong hilirisasi sumber daya alam, melalui larangan ekspor bahan mentah. Kebijakan ekonomi Presiden Jokowi diyakini sebagai pelaksanaan dari Ekonomi Pancasila.
Pencapaian ekonomi Indonesia juga telah diraih sebelumnya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di mana PDB per kapita bangsa Indonesia naik hampir 4x, rasio utang terhadap PDB turun, ekonomi tumbuh rata-rata 5%, dan Indonesia berhasil masuk ranking 20 besar dunia serta masuk menjadi anggota G20. Capaian-capaian ekonomi era Presiden SBY ini dilanjutkan dan diperkuat di era Presiden Jokowi.
Dengan berbagai pencapaian tersebut, Indonesia memiliki fondasi ekonomi dan sosial yang sangat kuat dan memposisikan diri untuk menjadi negara yang maju dan sejahtera. Sebagai rakyat Indonesia, kita semua memiliki peran dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan mencapai Indonesia Emas 2045.