Kandungan Lokal Senjata Buatan Indonesia Mendekati 50%

by -91 Views
Kandungan Lokal Senjata Buatan Indonesia Mendekati 50%

Indonesia terus meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dari berbagai senjata, mesin, dan alat berat yang diproduksi. Saat ini, TKDN telah mencapai 41,9%.

Jumlah TKDN ini berasal dari senjata, mesin, dan alat berat yang diproduksi oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Industri Pertahanan yang bernama Defence Industry Indonesia atau Defend ID. Defend ID adalah sebuah grup dari 5 BUMN yang memiliki spesialisasi dalam beberapa platform seperti platform udara (Dirgantara Indonesia), platform darat, alat berat, senjata dan munisi (Pindad), platform laut, pembuatan kapal (PAL Indonesia), sistem elektronik (Len Industri), dan bahan berenergi tinggi (Dahana).

Contohnya adalah Senapan Serbu 2 (SS2) buatan Pindad. SS2 ini memiliki kandungan lokal antara 51,31% (SS2-V5 A1) hingga 78,04% (SS2-V5). Begitu juga dengan kendaraan taktis Maung buatan Pindad, yang memiliki kandungan lokal mencapai 73%, dengan lebih dari 133 perusahaan lokal yang terlibat dalam pembuatannya.

Perusahaan BUMN lainnya yang tergabung dalam Defend ID juga melakukan hal yang serupa. Sejumlah kapal perang dan kapal selam yang diproduksi oleh PT PAL juga memiliki kandungan lokal yang tinggi.

Produk-produk Dahana juga memiliki TKDN di atas 50%, seperti Dayagel Seismik (55%), Dabex (73%), Bomb P Series (82%), dan DANFO (87%). Dayagel Seismik adalah bahan peledak emulsi yang digunakan dalam eksplorasi minyak dan gas bumi. Sementara Dabex dan DANFO telah menjadi bahan peledak langganan para pengusaha tambang, pemegang proyek konstruksi, dan kuari di seluruh Indonesia.

Dahana juga berhasil membuat bom dengan nilai TKDN tinggi, seperti Bom P Series (82%) yang dapat diaplikasikan pada pesawat tempur Sukhoi milik TNI Angkatan Udara. Selain itu, Dahana juga sedang meningkatkan kandungan lokal produk detonator dan dalam proses penyelesaian pabrik amonium nitrat, sehingga ke depan, akan lebih banyak lagi produk bahan peledak dan industri pertahanan yang memiliki nilai TKDN di atas 50%.