Buku 2 Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto memberikan cerita tentang sosok Joshua Chamberlain, seorang perwira militer Amerika Serikat yang patut dikagumi. Chamberlain adalah seorang profesor dan guru besar di Negara Bagian Maine, namun ketika terjadi Perang Saudara Amerika, ia secara sukarela bergabung dengan tentara sukarelawan yang membela Amerika Serikat.
Meskipun bukan tentara profesional dan tidak memiliki pendidikan militer, Chamberlain belajar dengan tekun dari buku-buku taktik dan teknik militer. Ia menjadi komandan resimen ke-20 Maine dan memimpin pasukannya dalam berbagai pertempuran. Salah satu pertempuran terbesar yang ia alami adalah Pertempuran Fredericksburg, di mana pasukannya mengalami korban besar.
Chamberlain juga terlibat dalam Pertempuran Gettysburg yang menentukan. Ia memimpin pasukannya dalam pertahanan Little Round Top di luar Kota Gettysburg. Meskipun pasukannya hampir kehabisan amunisi, Chamberlain memerintahkan serbuan langsung yang berhasil menggagalkan serangan tentara selatan.
Setelah Perang Saudara Amerika, Chamberlain terus melanjutkan kepemimpinannya dan lima kali terluka berat dalam pertempuran. Ia kemudian naik pangkat menjadi Mayor Jenderal dan dipilih menjadi Gubernur Maine empat kali. Chamberlain juga menerima tanda kehormatan tertinggi Amerika Serikat, yaitu US Congressional Medal of Honor.
Sosok Joshua Chamberlain menunjukkan sifat-sifat kepemimpinan yang patut untuk dijadikan contoh, seperti rendah hati, berani, dan selalu memimpin pasukannya dari depan. Meskipun terluka berkali-kali, ia tetap tidak pernah menghentikan pengabdiannya. Chamberlain menjadi ikon bagi tentara dan sejarah Amerika Serikat.
Dari cerita ini, Prabowo Subianto menekankan pentingnya belajar dan mengagumi contoh kepemimpinan dan keberanian yang ditunjukkan oleh Joshua Chamberlain, sehingga menjadi negara yang kuat dan adikuasa seperti Amerika Serikat.
