Belanda Mengutuk Dengan Tegas Tindakan Israel, Apa yang Terjadi?

by -31 Views
Belanda Mengutuk Dengan Tegas Tindakan Israel, Apa yang Terjadi?

Belanda mengutuk Israel atas Gaza. Pernyataan resmi dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Belanda pada Kamis (4/1/2024).

Ini terkait dengan pernyataan Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, dan Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir baru-baru ini, mengenai pengusiran warga Gaza dan Pembangunan kembali pemukiman warga Israel di sana. Belanda menyebut seruan tersebut tidak bertanggung jawab.

“Belanda menolak seruan apa pun untuk mengusir warga Palestina dari Gaza atau pengurangan wilayah Palestina,” kata kementerian yang dikutip dari Al-Jazeera.

Sebelumnya, Departemen Luar Negeri AS juga mengkritik seruan tersebut. Gedung Putih menyebut keduanya telah melakukan tindakan yang “menghasut dan tidak bertanggung jawab”.

“Gaza adalah tanah Palestina dan akan tetap menjadi tanah Palestina,” kata Departemen Luar Negeri AS.

Namun pernyataan AS itu sempat dikecam salah satu menteri, Ben-Gvir. Ia membalas sekutu dekat Tel Aviv itu karena mengkritik pernyataannya.

“Amerika Serikat adalah teman terbaik kami, tapi pertama-tama kami akan melakukan yang terbaik untuk Negara Israel,” katanya dalam pernyataan yang dimuat dari AFP.

“Migrasi ratusan ribu orang dari Gaza akan memungkinkan penduduk (Israel) untuk kembali ke rumah dan hidup dalam keamanan dan akan melindungi tentara IDF (Israel),” tulis menteri sayap kanan tersebut di X.

Dalam aturannya, mengusir warga sipil saat terjadi konflik atau menciptakan kondisi tidak layak huni yang memaksa mereka meninggalkan negara tersebut merupakan kejahatan perang. Mayoritas dari 2,4 juta penduduk Gaza terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat pertempuran selama hampir tiga bulan antara militan Hamas dan Israel.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan setidaknya 22.185 orang tewas dalam serangan Israel. Sebagian besar wanita dan anak-anak.

Pertempuran tersebut meletus setelah serangan Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.140 orang. Hamas menyebut serangan itu sebagai balasan penyerbuan Al-Aqsa di awal 2023 dan pendudukan Israel di Palestina.