Serangan Udara Menghantam Kilang Minyak di Iran, 100 Orang Tewas, Israel dan AS Dituduh sebagai Pelaku Utama

by -98 Views
Serangan Udara Menghantam Kilang Minyak di Iran, 100 Orang Tewas, Israel dan AS Dituduh sebagai Pelaku Utama

Pasar minyak global terguncang akibat ledakan yang terjadi di Iran pada hari Rabu. Peristiwa berdarah ini menyebabkan kematian sedikitnya 103 orang dan meningkatkan kekhawatiran akan meluasnya perang antara Israel dan Hamas.

Harga minyak melonjak lebih dari 3% setelah dua ledakan bom menghantam kerumunan orang yang sedang memperingati kematian Jenderal Qasem Soleimani di kota Kerman, tenggara Iran. Pihak berwenang Iran menyebut serangan itu sebagai “aksi teroris”.

“Meningkatnya ketegangan di Timur Tengah menyusul ledakan bom pada upacara penghormatan terhadap jenderal yang terbunuh di Iran telah menyebabkan sentimen penghindaran risiko (risk-off) lebih lanjut dan meningkatnya imbal hasil (yield) AS,” kata analis pasar senior di platform perdagangan online IG, Axel Rudolph, dikutip dari AFP.

Harga minyak acuan Amerika Serikat (AS) West Texas Intermediate naik 3,3% menjadi US$72,70 per barel pada penutupan, sedangkan minyak mentah Brent North Sea naik 3,1% menjadi US$78,25 per barel.

Iran sendiri sepertinya menyalahkan Israel dan AS atas peristiwa ini. Soleimani tewas karena serangan drone AS di Irak tahun 2020, sementara Israel diduga terlibat dalam serangan pesawat tak berawak di Lebanon Rabu, yang menewaskan petinggi Hamas Saleh Al-Arouri di tengah perang yang masih berkecamuk di Gaza.

AS telah menolak tuduhan bahwa mereka atau sekutunya, Israel, terlibat. Sementara pemerintah Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menolak berkomentar.

Sebelumnya, pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan ada “musuh jahat dan kriminal” yang melakukan pemboman ke negaranya dan berjanji akan membalas dendam dengan memberikan “tanggapan yang keras”. Ledakan diketahui hanya berjarak sekitar 15-20 menit dan selain ratusan tewas, 211 orang juga terluka.

Di sisi lain, televisi pemerintah menunjukkan para korban yang berlumuran darah tergeletak di tanah, serta bagaimana ambulans dan petugas penyelamat berlomba untuk membantu mereka.

Dilaporkan bahwa saat malam tiba, massa kembali ke Kerman sambil meneriakkan yel-yel kebencian ke AS dan Israel. “Matilah Israel dan Matilah Amerika,” tulis media itu.

Presiden Ebrahim Raisi membatalkan kunjungan ke Turki akibat peristiwa ini dan mengutuk kejahatan “keji” tersebut serta mengumumkan hari itu sebagai hari berkabung nasional.