Perang Gaza kini membuat ancaman “kiamat” baru di dunia terkait perdagangan dan rantai pasokan global. Serangan rudal dan drone milisi Houthi di Yaman terhadap kapal-kapal di Laut Merah membuat beberapa perusahaan pelayaran besar menghentikan perjalanan dan layanan di kawasan itu. Kapal harus memutar lebih jauh untuk mencapai tujuan. Perusahaan-perusahaan besar menghindari Terusan Suez, yang mengalir ke Laut Merah, dan memilih berkeliling Afrika untuk sampai ke Samudera Hindia. Hal ini akan menambah waktu hingga 14 hari pada rute pengiriman, yang berpotensi menimbulkan biaya bahan bakar yang lebih tinggi. Situasi ini, jika terjadi lebih dari beberapa hari, akan berdampak positif terhadap kredit bagi industri pelayaran peti kemas maupun pasar kapal tanker dan curah kering, namun juga meningkatkan risiko gangguan lebih lanjut pada rantai pasokan. Laut Merah yang berada di sebelah selatan Yaman, sudah terdaftar di JWC, karena kedua wilayah tersebut telah mewajibkan pemberitahuan pelayaran sejak tahun 2009. Perusahaan asuransi juga mengubah zona risiko, yang dapat mengakibatkan biaya yang lebih tinggi ditanggung pihak pengirim dan konsumen. Mesir juga mungkin mengalami kerugian ekonomi akibat perang Israel-Hamas, terutama pada sektor pariwisata dan Terusan Suez.