Pengusaha Makanan Diberi Pengingat oleh Bosnya mengenai Izin Impor Gula, Apa yang Terjadi?

by -151 Views
Pengusaha Makanan Diberi Pengingat oleh Bosnya mengenai Izin Impor Gula, Apa yang Terjadi?

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman meminta pemerintah segera menetapkan neraca komoditas, sehingga kebutuhan impor untuk tahun 2024 bisa diputuskan sebelum bulan Desember 2023 berakhir. Dengan begitu, ujar Adhi, izin importir juga bisa diterbitkan sebelum akhir tahun 2023. Untuk mengantisipasi kendala yang diprediksi muncul tahun 2024 nanti. Di sisi lain, dia menambahkan, sampai saat ini, pasokan gula ke industri makanan dan minuman olahan di dalam negeri masih mencukupi. Meski terbatas.

“Ada 1-2 pabrik yang sudah nggak punya (gula) tapi masih bisa dialihkan dari pabrik lain. Kondisi sampai Desember masih cukup dengan impor yang memang mepet. Tahun ini sekitar 3,6 juta ton (impor gula mentah untuk gula rafinasi kebutuhan industri),” kata Adhi kepada CNBC Indonesia dikutip Kamis (23/11/2023).

“Untuk tahun depan kami harap bisa kuotanya bisa tambah 5-6 dari tahun ini. Dan diharapkan bisa segera diputuskan dan izinnya sudah terbit sebelum akhir akhir Desember,” tambah Adhi.

Dengan begitu, lanjutnya, kebutuhan industri bisa terjamin tahun depan. Dan bisa mengantisipasi tren harga yang diprediksi akan terus berlanjut.

“Izin impor agar keluar di bulan Desember ini. Karena situasi global saat ini sedang nggak baik. Dan kemungkinan harga gula akan terus naik di tahun depan. Saat ini berkisar 27 sen dolar AS (per pon), mungkin tahun depan bisa sampai 29,” kata Adhi.

“Sementara, tahun depan kan sepanjang tahun itu tahun politik. Pilpres (Pemilihan Presiden), DPR, lanjut Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah). Pejabat pasti perhatiannya sudah ke situ tahun depan. Jadi semua neraca komoditas agar diputuskan segera dan keluarin izinnya,” sebutnya.

Dengan begitu, ujarnya, industri bisa melakukan kontrak.

“Yang penting kontrak dulu, delivery-nya menyusul bisa. Yang penting kita dapat dulu harga bagus,” cetusnya.

“Kalau nggak diputuskan segera kita nggak akan kebagian. Produksi di Thailand dan India sedang berkurang, Australia dan Brasil memang bagus. Tapi, kalai India dan Thailand kurang berarti gula Brasil akan jadi rebutan. Kalau izin sudah dapat, bisa segera cari alternatif,” terang Adhi.

Tak hanya gula untuk industri, Adhi juga meminta izin untuk impor gula konsumsi segera diputuskan tahun ini. Sehingga pemasukan bisa dilaksanakan tahun depan tepat waktu.

“Dengan begitu, tidak akan terjadi kesulitan gula di dalam negeri. Dengan begitu kondisi harga dan ekonomi kita kondusif terjaga,” ujarnya.

“Skenario terburuk kalau nggak diputuskan segera, kita kehabisan stok. Lalu apakah pabrik akan berhenti? Kan nggak. Tapi, jangan sampai keputusan terlambat. Ini sangat penting sekali,” pungkas Adhi.