Jakarta, CNBC Indonesia – Media asing kembali menyoroti pemilihan presiden (pilpres) RI. Kali ini salah satu calon presidennya (capres) Prabowo Subianto.
Media Channel News Asia (CNA) dari Singapura misalnya. Analisis khusus bahkan dibuat terkait capres yang berpasangan dengan putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) Gibran Rakabuming Raka itu, dengan judul “Analysis: Indonesian presidential frontrunner Prabowo strikes China-friendly tone, but knows Jakarta still needs Washington”.
Salah satu yang dilihat adalah bagaimana kebijakan luar negeri Prabowo sejauh ini, dan seperti apa proyeksinya ke depan. Termasuk apakah China akan masih mendominasi dan bagaimana posisi rival Beijing, Amerika Serikat (AS).
Di awal, CNA mewartakan bagaimana Prabowo menyampaikan nada bersahabat dengan China di sebuah forum minggu lalu. Meski begitu, dirinya menegaskan RI tak akan bergabung dengan blok kekuatan mana pun jika ia memenangkan pemilu tahun depan.
“Saya mengagumi dan mengakui keberhasilan para pemimpin China dalam memberantas kemiskinan. Para pemimpin China mencapai sesuatu yang sangat langka dalam sejarah manusia,” kutip media itu memuat ucapan capres nomor urut 2 tersebut, dalam sebuah acara lembaga lokal Center for Strategic and International Studies (CSIS) Senin pekan lalu, dikutip Selasa (21/11/2023).
“Mereka mengangkat 700 juta orang keluar dari kemiskinan dalam satu generasi, dalam 40 tahun. Itu merupakan pencapaian nyata … Tetapi bukan berarti kita bisa meniru metode mereka. Mungkin cara mereka tidak selaras dengan budaya kita. Jadi, kita harus menyesuaikan,” tulis CNA memuat pernyataan Prabowo.
Hal ini pun dianalisis oleh media tersebut dengan mengutip sejumlah pakar. Di satu sisi Prabowo dikatakan masih akan bekerja sama dengan China bila terpilih sebagai presiden di 2024.
“Saya pikir menarik investasi (China) mungkin masih menjadi prioritasnya,” muatnya Pakar hubungan internasional dari CSIS, Lina Alexandra.
Meski begitu, Prabowo dalam analisis itu, dikatakan tak akan berpaling dari rival China, AS. Apalagi AS masih menjadi mitra utama bagi Indonesia, khususnya di bidang pertahanan.
“Sebagai mantan jenderal, Pak Prabowo juga sangat tertarik, dari sudut pandang militer, untuk mendapatkan lebih banyak manfaat dari AS, dalam hal pasokan,” kata Lina masih dikutip media itu.
Media itu pun menjelaskan fakta bagaimana Prabowo memang sejalan dengan Jokowi. Dikatakan bagaimana RI telah menandatangani perjanjian kerja sama pertahanan baru dengan AS, minggu lalu.
“Faktanya, beberapa jam setelah pidato CSIS di Jakarta, Presiden Widodo bertemu dengan timpalannya dari AS Joe Biden di Washington, di mana kedua belah pihak sepakat untuk memperkuat kerja sama pertahanan,” muat media itu.
“Mereka bermaksud untuk menandatangani perjanjian kerja sama pertahanan baru di bidang siber, kedokteran militer, luar angkasa, dan latihan gabungan, serta bidang-bidang lainnya,” tambahnya.
“Indonesia dan Amerika juga meningkatkan hubungan mereka ke kemitraan strategis yang komprehensif,” ujarnya.
Mengingat hal ini, media itu pun menulis bahwa kemungkinan besar Prabowo tidak akan mengubah kebijakan luar negeri Indonesia secara signifikan. Pakar lain juga dimuat untuk mendukung argumentasi itu.
“Saya yakin Prabowo tahu bahwa AS masih penting. Itu… masih nomor satu. Jadi, dia tidak akan ketinggalan jika terpilih,” tulis media tersebut mengutip pakar hubungan internasional Asra Virgianita dari Universitas Indonesia (UI).
“Banyak kerja sama pertahanan dengan AS yang terjalin pada masa beliaU … Kedua negara mengadakan latihan maritim bersama yang disebut Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) pada bulan Desember tahun lalu,” muat media itu lagi mengutip narasumber yang sama.