Boikot Produk Israel Efektif, Bisa Menimbulkan Kerugian Besar

by -106 Views
Boikot Produk Israel Efektif, Bisa Menimbulkan Kerugian Besar

Gerakan Boikot Terhadap Produk Israel yang Dikenal di Seluruh Dunia, Ini Penyebabnya

Jakarta, CNBC Indonesia – Konflik antara Israel dan Palestina yang telah menelan banyak korban jiwa telah mendorong masyarakat di seluruh dunia untuk melakukan gerakan boikot terhadap produk-produk Israel dan pendukungnya. Beberapa perusahaan yang menjadi sasaran boikot mulai merasakan dampaknya, karena pelanggan mereka beralih ke merek lain dan ini mempengaruhi pendapatan perusahaan.

Meskipun belum ada laporan resmi mengenai kerugian terbaru yang dialami Israel, namun laporan Al Jazeera pada tahun 2018 lalu mengungkapkan bahwa gerakan boikot berpotensi menimbulkan kerugian hingga US$ 11,5 miliar atau sekitar Rp 180,48 triliun per tahun bagi Israel.

Israel jelas khawatir akan dampak kerugian ini. Dalam beberapa waktu terakhir, misi prioritas diplomatik Israel adalah untuk menanggulangi gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS). Bahkan, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah mengambil langkah-langkah untuk melarang kelompok-kelompok yang mendukung gerakan boikot. Hal ini disebabkan karena ribuan orang di Israel berpotensi kehilangan pekerjaan jika negara mereka diboikot secara penuh oleh internasional.

Melansir dari The Jerusalem Post, Israel membantah bahwa gerakan boikot akan merugikan mereka. Mereka malah menyebutkan bahwa hal itu hanya akan “menambah penderitaan rakyat Palestina, bukan menguranginya”. Organisasi non-profit berbasis di Washington, Amerika Serikat, yaitu Brookings Institution, menyatakan bahwa gerakan BDS tidak akan secara drastis mempengaruhi perekonomian Israel. Sebab, sekitar 40 persen ekspor Israel adalah barang “intermediet” atau produk tersembunyi yang digunakan dalam proses produksi barang di tempat lain, seperti semikonduktor.

Selain itu, sekitar 50% dari ekspor Israel adalah barang “diferensiasi” atau barang yang tidak dapat digantikan, seperti chip komputer khusus. Namun, data dari Bank Dunia menunjukkan bahwa ekspor barang-barang “intermediet” mengalami penurunan tajam dari 2014 hingga 2016 sehingga menimbulkan kerugian sekitar US$ 6 miliar atau sekitar Rp 94,16 triliun.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

PM Palestina Blak-blakan Respons Rencana Israel Setop Perang

(pgr/pgr)