Jakarta, CNBC Indonesia – Harga gula di tingkat konsumen terus mengalami kenaikan yang signifikan, berdasarkan panel harga Badan Pangan hari ini, Jumat (3/11/2023 pukul 12.30 WIB) menunjukkan, harga gula terpantau mengalami kenaikan Rp 40 dari pekan sebelumnya menjadi Rp16.050 per kg atau di atas Harga Acuan Pembelian (HAP) Rp14.500 per kg.
Namun, kenaikan harga pada komoditas gula tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan harga gula internasional saat ini juga tengah melonjak tinggi.
Ketua Gabungan Produsen Gula Indonesia (Gapgindo) Syukur Iwantoro mengungkapkan, harga gula mentah atau raw sugar per 1 November 2023 sudah mencapai US$ 27,50 sent per pon spot New York. Sementara harga normal raw sugar dua tahun yang lalu masih berada di US$ 17 – US$ 18 sent per pon spot New York.
“Harga internasional untuk gula konsumsi atau white sugar per 1 November 2023 sudah melambung ke angka US$ 33,61 sent per pon spot London,” ungkap Syukur kepada CNBC Indonesia, Jumat (3/11/2023).
Lebih lanjut, Syukur menjelaskan faktor penyebab dari kenaikan harga gula internasional yang terjadi sekarang ini. Salah satunya karena negara-negara produsen gula utama, terutama di Asia, India dan Thailand saat ini tengah mengalami hal serupa seperti Indonesia, yakni sedang terjadi fenomena iklim El Nino atau musim kering ekstrim.
“Negara produsen gula utama, terutama di Asia seperti India dan Thailand juga mengalami hal yang sama seperti di Indonesia, yaitu musim kering ekstrim atau El Nino, dan menyebabkan produksi mereka turun signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya.
Sehingga, menurut Syukur, negara-negara tersebut saat ini lebih mengutamakan kebutuhan dalam negerinya terlebih dahulu.
“Dampaknya ekspor gula dari negara-negara tersebut juga berkurang signifikan,” ucapnya.
Adapun Brasil, lanjut dia, sebagai negara produsen utama gula dunia juga saat ini cenderung mulai mengalihkan produksi gulanya menjadi produksi etanol. Dampaknya harga gula dunia terus melonjak tajam.
Hal ini yang menjadi dilematis bagi pemerintah dalam upaya mengintervensi harga gula di dalam negeri dengan pengadaan dari luar negeri atau dilakukan importasi.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, meski dilakukan intervensi dengan pengadaan dari luar negeri atau importasi, saat ini harga gula internasional juga sedang tinggi.
“Importasi dilakukan pun harga juga tinggi di luar negeri,” kata Arief kepada CNBC Indonesia.
Namun demikian, Arief menegaskan, yang terpenting saat ini adalah ketersediaan. Untuk itu, saat ini pihaknya tengah mendorong untuk dilaksanakannya Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) dengan Kemenko Perekonomian.
“Saat ini nomor satu adalah ketersediaan. (Sekarang) masih kita dorong untuk Rakortas (yang) dipimpin Kemenko Perekonomian. Masih menunggu jadwal,” ujar dia.
Nantinya, lanjut Arief, penugasan importasi gula akan diberikan kepada BUMN pangan yang akan diputuskan dalam Rakortas. “Biasanya ID Food dan PTPN (Perkebunan Nusantara),” tuturnya.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Siap-siap! Setelah Beras, Pemerintah Akan Naikkan Harga Gula
(wur)