Hamas Mengingatkan Iran Akan Tindakan Terbarunya

by -134 Views

Peperangan antara kelompok pejuang Palestina, Hamas, dengan Israel masih terus terjadi. Eskalasi semakin intens setelah Israel melancarkan serangan balasan yang berulang kali ke wilayah Gaza. Sekutu Hamas di Lebanon dan Yaman juga ikut melakukan serangan terhadap Israel. Berikut ini adalah perkembangan terbaru yang dikumpulkan oleh CNBC Indonesia dari berbagai sumber pada Hari Jumat, 3 November 2023:

1. Israel melakukan pengepungan terhadap Gaza: Militer Israel mengumumkan bahwa mereka telah mengepung kota Gaza pada Kamis malam waktu setempat. Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, menyatakan bahwa tentara Israel telah menyelesaikan pengepungan kota Gaza, yang merupakan pusat organisasi teror Hamas. Hal ini juga dikonfirmasi oleh laporan Al-Jazeera. Pasukan Israel menyerang pos-pos terdepan, markas besar Hamas, dan melancarkan serangan terhadap infrastruktur Hamas. Pertempuran sengit terjadi antara kelompok tempur dan tank Israel di pusat kota Gaza. Situasinya dilaporkan semakin tegang, dengan suara ambulans terdengar di daerah tersebut.

2. AS mengeluarkan seruan baru: Meskipun situasi di Gaza semakin memburuk, Amerika Serikat (AS) tidak menyerukan gencatan senjata, sebagaimana yang diinginkan oleh 120 negara di PBB minggu lalu. AS, sebagai sekutu Israel, justru mengusulkan “jeda kemanusiaan dalam konflik Israel-Hamas”. Presiden Joe Biden menyatakan bahwa ia berpendapat perlunya adanya jeda dalam konflik tersebut. Namun, jeda tersebut tidak sama dengan gencatan senjata yang secara umum diminta oleh negara-negara lain. Jeda kemanusiaan yang diusulkan tersebut bersifat sementara, terlokalisasi, dan terfokus pada tujuan atau sasaran tertentu.

3. Proksi Iran menyerang pangkalan militer Israel: Kelompok proksi Iran di Lebanon, Hizbullah, dilaporkan melakukan serangan terhadap Israel pada Kamis. Mereka mengaku telah menyerang 19 pos militer Israel secara terkoordinasi. Kelompok Houthi di Yaman, yang merupakan sekutu Hizbullah, juga melaporkan telah menyerang Israel dengan menggunakan drone pada hari Rabu.

4. Hamas membalas pengepungan Israel: Hamas, kelompok bersenjata yang memerintah Jalur Gaza, mengeluarkan pernyataan menanggapi pengepungan Israel terhadap Gaza. Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, mengancam bahwa pengepungan tersebut akan menjadi kutukan sejarah bagi Israel. Hamas mengancam bahwa jika Israel terus menekan mereka, Hamas akan mengambil langkah-langkah yang akan berdampak bencana terhadap Yerusalem Barat, yang dianggap sebagai ibu kota Israel oleh kalangan Zionis.

5. AS memberikan bantuan kepada Israel: DPR AS yang dikuasai oleh Partai Republik telah mengesahkan rancangan undang-undang yang memberikan bantuan sebesar US$14 miliar (sekitar Rp 221 triliun) kepada Israel. Namun, hal ini akan memotong anggaran badan pajak.

6. Bantuan terblokir di Gaza Utara: Kota Gaza dan Gaza Utara sebagian besarnya terputus dari wilayah lain sebagai akibat dari serangan darat Israel dan bentrokan dengan kelompok bersenjata Palestina. Hal ini menyebabkan pengiriman bantuan kemanusiaan dari wilayah selatan kepada sekitar 300.000 pengungsi internal di wilayah utara terhenti. Otoritas Israel juga melarang masuknya bahan bakar penting untuk rumah sakit, ambulans, dan pabrik desalinasi air.

7. Jumlah korban anak-anak meningkat: Jumlah anak-anak yang tewas di Gaza dalam tiga minggu terakhir melebihi jumlah total korban tewas dalam konflik di seluruh dunia sejak 2019. Save the Children melaporkan bahwa setidaknya 3.324 anak telah tewas di Gaza sejak 7 Oktober, sementara 36 anak meninggal di Tepi Barat. Jumlah total anak-anak yang tewas di Jalur Gaza pada Jumat adalah 3.760 orang dari jumlah total korban tewas sebanyak 9.061 orang. Save the Children menyuarakan perlunya gencatan senjata untuk melindungi keselamatan anak-anak.

8. Menteri Luar Negeri AS berkunjung ke Israel: Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, bertemu dengan kabinet perang Israel di Tel Aviv setelah bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Blinken mengunjungi Israel untuk membahas kampanye yang sedang berlangsung melawan Hamas dan langkah-langkah yang harus diambil untuk melindungi warga sipil.

9. Negara tetangga Saudi mulai merasa khawatir: Uni Emirat Arab (UEA) menyatakan kekhawatirannya bahwa kelompok-kelompok ekstremis dapat mengambil keuntungan dari konflik di Israel dan Gaza, yang berpotensi menyebabkan kekerasan regional yang lebih besar. Mereka menekankan pentingnya diplomasi dan kerja sama antara negara-negara di dunia untuk menurunkan ketegangan di wilayah tersebut.

Demikianlah perkembangan terbaru dari peperangan antara Hamas dan Israel serta dampaknya pada wilayah sekitarnya.